BLANTERORIONv101

Indeks Glikemik Pada Diabetes (2)

5 Agustus 2018

Karbohidrat berlebihan akan menyebabkan gula darah naik dan berat badan juga bertambah. Cara terbaik dan paling baru untuk mengatur gula darah adalah dengan menghitung karbohidrat. Menghitung seberapa banyak karbohidrat yang terkandung di dalam setiap makanan maupun kudapan yang harus disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Indeks Glikemik (GI) adalah cara menilai seberapa cepat makanan yang dikomsumsi dalam menaikkan kadar gula di dalam darah. Seperti yang telah dijelaskan pada postingan Indeks Glikemik Pada Diabetes (1).

Ada karbohidrat yang lambat jadi gula, disebut Indeks Glikemik rendah. Sebaliknya ada karbohidrat yang Indeks Glikemiknya tinggi yang berarti makanan itu cepat berubah menjadi gula. Angka GI bisa antara 0 sampai dengan 100-an. Semakin tinggi nilai GI, semakin cepat makanan dicerna dan diserap menjadi gula darah. 

indeks glikemik - dokpedia
Beras atau nasi yang menjadi makanan utama banyak orang ternyata GI-nya bermacam-macam. Beras yang lebih banyak serat dan kasar memiliki GI rendah, tidak lebih dari 50. Contohnya, beras Cisokan, Margasari, Logawa, Martapura, dan beras Air Tenggulang. Sedangkan masyarakat Jawa dan Sunda yang terbiasa mengonsumsi beras pulen, tidak suka beras kasar, seperti beras Ciliwung, Celebas, Bengawan Solo, umumnya ber-GI tinggi, lebih dari 85. Malahan beras ketan mengandung GI lebih tinggi lagi, yaitu 130. 

Semakin banyak kadar amilosa (serat) di dalam beras, proses pencernaannya menjadi lebih lama, sehingga GI-nya lebih rendah daripada beras biasa. Dengan memilih karbohidrat yang ber-GI rendah, banyak manfaat yang akan diperoleh terutama penderita Diabetes, antara lain:
  • Lonjakan kadar gula darah mungkin berkurang.
  • Gula darah rata-rata lebih baik, HbA1c turun.
  • Kerja Insulin semakin baik.
  • Kolesterol LDL (Kolesterol jahat) turun.
  • Rasa kenyang setelah makan menjadi lebih lama.
  • Jarang ngemil.
  • Perut mengecil, berat badan bisa turun.