BLANTERORIONv101

Efek Bahan Makanan Pengawet Terhadap Perilaku

17 Agustus 2016
Perilaku Seseorang

Di dalam otak manusia terdapat ratusan miliar sel saraf otak yang saling berkaitan melalui triliunan "kabel" atau serabut saraf yang berperan sebagai "jembatan penghubung" antara sel-sel saraf untuk saling mengantarkan pesan atau sinyal. Nah, untuk berkomunikasi secara efektif dengan sel saraf otak lainnya ini, dibutuhkan bahan kimia otak yang disebut neurotransmitter.

Senyawa kimia bernama neurotransmitter ini berfungsi sebagai pembawa pesan atau sinyal antar sel-sel saraf tubuh. Dengan adanya neurotransmitter, otak dapat menerima pesan-pesan dari pancaindera yang berfungsi sebagai reseptor (penerima rangsangan), baik itu pesan gambar, suara, bau, sentuhan, getaran, maupun rasa. Keberadaan neurotransmitter tidak hanya ditemui di otak, tetapi juga di pencernaan. Pesan yang diterima neurotransmitter pencernaan akan ditransfer melalui sejumlah neurotransmitter sampai mencapai neurotransmitter otak.

neurotransmitter

Sel-sel saraf dalam tubuh hanya mampu menyediakan neurotransmitter sesuai kebutuhan. Ketersediaan neurotransmitter ini, pada kenyataannya, sangat dipengaruhi oleh hadirnya bahan baku yang berasal dari zat-zat gizi dalam makanan, seperti asam amino triptofan, vitamin B6, vitamin C dan beberapa jenis mineral. Jika asupan salah satu atau beberapa bahan dasar tersebut tidak mencukupi, proses pembentukan neurotransmitter pun akan terganggu. Dengan kata lain kurangnya asupan zat gizi akan mengganggu kelancaran kinerja otak. Proses berpikir pun pada akhirnya akan terganggu. Hubungan antara konsumsi makanan dan pola perilaku seseorang erat hubungannya dengan "lancar tidaknya" kerja neurotransmitter di dalam otak.

Contohnya, saat seseorang kekurangan mengonsumsi GABA (gamma amino butiric acid), yang bersama-sama dengan serotonin mengatur mood dan emosi. Apabila kadarnya rendah akan mendorong munculnya sifat agresif dan kegelisahan. Orang menjadi tidak tenang, stres, dan cenderung tidak bahagia.

struktur dan efek neurotransmitter

Pola makan orang-orang zaman modern yang tidak sehat dan didominasi oleh aneka jenis makanan olahan yang mengandung bahan pengawet kimia, tidak hanya mempengaruhi kualitas kesehatan fisik, tetapi juga perilaku. walaupun kadarnya berbeda-beda antara setiap orangnya. Mengapa demikian? Karena zat-zat aditif dan zat-zat kimia sintesis yang berada dalam makanan olahan memiliki sifat memblok atau mengganggu neurotransmitter di otak. Ia bekerja dengan cara meniru cara kerja neurotransmitter. efek yang ditimbulkan dari banyak mengonsumsi makanan yang mengandung zat-zat aditif dan zat-zat sintesis ini adalah timbulnya perilaku yang tidak terkendali atau tidak diinginkan, seperti mudah marah, beringas, atau loyo. Bahan makanan tertentu seperti terigu, yang banyak terdapat dalam biskuit dan roti, dan makanan yang mengandung MSG, dapat pula menimbulkan gangguan perilaku pada orang-orang tertentu.