BLANTERORIONv101

Avian Influenza

Ringkasan

Highly Pathogenic Avian Inluenza (HPAI) yaitu virus influenza yang bersifat patogen pada unggas menyerang manusia dan menimbulkan gejala klinis dari ringan hingga menyebabkan kematian. Virus influenza A/ H5N1, termasuk dalam family Orthomyxoviridae, yang menyerang manusia semuanya berasal dari unggas dan menunjukkan galur yang beredar lokal diantara unggas dosmetik dan unggas liar.

Setelah terpajan dengan unggas yang terinfeksi, masa inkubasi Avian Influenza umunya sekitar 7 hari atau kurang, dan pada beberapa kasus hanya dalam 2 - 5 hari. Masa penularan pada manusia adalah 1 hari sebelum, sampai 3 - 5 hari setelah gejala timbul. Anak dapat menulari sampai 21 hari. Virus lebih lama beada pada orang dengan imunitas yang rendah. Penularan dapat terjadi melalui sekresi respiratori dan semua cairan tubuh termasuk feses.

Penyebab

Unggas secara umum dan unggas air khususnya merupakan induk semang (reservoir) alami bagi virus influenza A. Pada dasarnya semua virus influenza A dapat menginfeksi unggas. Spektrum klinis Avian Influenza sangat lebar mulai dari common cold hingga pneumonia bahkan ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome).

Gejala

Gejala awal sama seperti gejala infeksi saluran respiratorik atas akut. Influenza secara umum ditularkan dari orang ke orang lain melalui percik pada saat batuk atau bersin (radius hingga 1 meter). Partikel ini menempel pada permukaan mukosa saluran napas atas. Penularan juga bisa terjadi melalui kontak langsung atau tidak langsung, seperti bila menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus influenza.

Gejala bisa berupa: sakit kepala, malaise, pilek, batuk, nyeri tenggorok dan muntah/ diare, demam biasanya diatas 38 derajat celcius. Sering pula ditandai dengan nyeri otot, badan terasa lemah, terdengar ronkhi, dan limfopenia pada pemeriksan laboratorium.

Demam tinggi merupakan tanda yang khas, klinis dapat memberat sampai terjadi pneumonia, ARDS, dan kegagalan berbagai organ sehingga berakhir dengan kematian. Waktu dari awitan gejala hingga mencari pertolongan medis reratanya 4 hari, hingga meninggal dunia antara 9 - 10 hari.

Penelusuran kontak harus dilakukan dengan teliti dan seksama, apakah dalam 1 - 2 minggu terakhir terjadi kontak dengan unggas atau sekresi unggas yang terinfeksi virus influenza H5 N1.

Diagnosa

Diagnosis Avian Influenza secara klinis tidak mudah ditegakkan karena gejala klinis influenza mirip dengan gejala klinis infeksi virus lain pada saluran respiratori. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dapat mempercepat penyembuhan penyakit. Baku emas diagnostik influenza adalah kultur virus atau RT-PCR yang memerlukan waktu lama (kultur 3 - 10 hari, RT-PCR 6 - 8 jam). Rapid test juga merupakan alat diagnostik sederhana, cepat dan mudah dikerjakan yang dapat memberi hasil dalam waktu 15 - 30 menit.

Terapi

Non-Medikamentosa
  • Isolasi pasien dalam ruang tersendiri. Bila tidak tersedia ruang untuk satu pasien, dapat menempatkan beberapa tempat tidur yang masing-masing berjarak 1 meter dan dibatasi sekat pemisah.
  • Pergunakan alat pelindung pribadi yang sesuai: masker, gaun proteksi, google, dan lain-lain.
  • Jaga kebersihan lingkungan dan kebersihan pribadi.
  • Spesimen darah dan usap hidung-tenggorok diambil serial.

Medikamentosa
  • Terapi antiviral: oseltamivir oral 2 mg/kg/kali, diberikan 2 kali sehari selama 5 hari.
  • Bila tidak ada perbaikan klinis, oseltamivir dapat diperpanjang hingga 5 hari lagi dan dosis ditingkatkan dua kali lipat.
  • Antibiotika: sesuai dengan pedoman tatalaksana community acquired pneumonia yang ada.
  • Steroid sistemik: pada Acute Lung Injury atau Acute Respiratory Distress Syndrome.
  • Immunoglobulin intravena: dapat dipertimbangkan pada keadaan Haemophagocytic Lymphocytosis.
  • Terapi suportif lain sesuai dengan keadaan penderita (seringkali terjadi gagal napas dan kegagalan fungsi organ menyeluruh).
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.