BLANTERORIONv101

Bagaimana Cara Mengetahui Tinggi Badan Anak Agar Optimal?

15 Agustus 2018

Meski masih bayi atau balita, ternyata Anda bisa memperkirakan tinggi badan anak saat kelak dewasa. Faktor genetika memang sangat berpengaruh pada tinggi badan anak. Namun selain faktor genetik, ada juga faktor nutrisi, hormon dan aktivitas fisik yang memengaruhi tinggi badan anak agar optimal. Untuk mencapai tinggi badan anak agar optimal, maka tidak lepas dari masalah tersebut.


1. Genetik
Potensi tinggi badan anak memiliki range yang ditentukan oleh genetik tinggi badan kedua orang tuanya. Sehingga ada batas atas dan batas bawah dari kemungkinan tinggi badan yang didapat anak Anda. Untuk mengetahui range tersebut bisa menggunakan rumus untuk menghitungnya:

Untuk anak laki-laki:
"Tinggi badan ayah ditambah tinggi badan ibu ditambah 13 dan dibagi dua, lalu ditambah atau dikurangi 8,5 cm."
Untuk anak perempuan:
"Tinggi badan ayah ditambah tinggi badan ibu dikurangi 13 dan dibagi dua, lalu ditambah atau dikurangi 8,5 cm."

Contoh:
Tinggi badan ayah 160 cm dan tinggi badan ibu 155 cm
Rumus anak laki-laki: 160 + 155 + 13 =328
328 dibagi 2 = 164
Perkiraan tinggi badan anak laki-laki: 164 + 8,5 = 155,5 sampai dengan 172,5

Rumus anak perempuan:  160 + 155 - 13 = 302
302 dibagi 2 = 151
Perkiraan tinggi badan anak perempuan: 151 + 8,5 = 142,5 sampai dengan 159,5 


rumus perhitungan tinggi badan anak - dokpedia


 2. Hormon
Ayah dan ibu tinggi saja belum tentu melahirkan anak yang tinggi kalau ada masalah dengan hormon. Anak yang dilahirkan dengan fungsi kelenjar gondok rendah atau hipotiroid, kemungkinan akan menjadi pendek. Maka penting sekali untuk rutin memeriksa fungsi gondok/tiorid sejak lahir karena bila terdeteksi positif masih bisa dikoreksi.

Demikian pula bila fungsi kelenjar anak ginjal atau kelenjar suprarenalis lemah. Kelenjar ini yang berperan membentuk hormon kelamin terkait dengan pertumbuhan tulang. Pada kasus pubertas dini atau pubertas prekoks pertambahan tinggi badan terhenti sebelum usia pubertas karena tulang-tulang panjangnya sudah menutup untuk bisa bertambah panjang. Koreksi terhadap kasus pubertas dini akan memberi harapan anak masih bisa bertambah tinggi badannya selepas usia pubertas.


3. Nutrisi
Nutrisi juga penting saat janin masih di dalam kandungan. Ibu hamil harus rutin memeriksakan kehamilannya ke pusat kesehatan agar nutrisi ibu dan bayi nya tercukupi. Seorang bayi yang lahir dengan panjang badan di atas rata-rata, besar kemungkinan karena pengaruh genetik. Tapi jika bayi tidak mendapatkan nutrisi yang baik, maka berpotensi tidak mendapatkan tinggi badan yang optimal. Nutrisi sejak janin dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun yang disebut dengan 1000 hari pertama kehidupan sangat penting untuk tumbuh kembang anak dikemudian hari.

Asupan gizi anak harus seimbang. Khususnya pemberian kalsium, vitamin D3, dan protein harus tercukupi. Kalau anak mendapatkan nutrisi yang cukup baik, maka anak akan tumbuh secara optimal. Nutrisi yang baik akan memperbaiki dan meningkatkan regenerasi sel, sehingga menambah tinggi badan anak.

Anak yang mendapatkan nutrisi yang baik, umumnya tinggi badannya akan meningkat 4-5 cm setiap tahunnya. Karena itu, berikanlah nutrisi lengkap dan seimbang kepada anak Anda agar ia memiliki berat dan tinggi badan yang optimal sesuai usianya. 


4. Aktivitas Fisik
Untuk aktivitas fisik, frekuensi dan durasi jangan berlebihan. Menurut American Heart Association disarankan agar anak-anak berusia dua tahun atau lebih sebaiknya melakukan aktivitas fisik setidaknya 60 menit setiap hari dengan intensitas sedang yang menyenangkan dan bervariasi sesuai perkembangan menurut usia anak. Apabila anak tidak dapat melakukan aktivitas fisik selama satu jam penuh, aktivitas tersebut dapat dilakukan dalam dua kali periode 30 menit atau empat kali periode 15 menit dalam sehari. Pertumbuhan tulang dan otot dapat berlangsung dengan baik.

Untuk jenis aktivitas fisik harus disesuaikan dengan usia, gender, dan tahap perkembangan fisik dan emosional anak. Aktivitas fisik seperti berenang sangat baik, karena dapat merangsang semua sendi bergerak. Sedangkan aktivitas fisik yang menggunakan banyak beban tidak dianjurkan. Untuk mengoptimalkan pertumbuhan tulang anak juga perlu berupaya menghindarkan anak dari penyakit atau trauma. Meskipun asupan gizi dan aktivitas fisik baik tapi bila anak terjatuh atau terkena penyakit yang menyebabkan infeksi sampai merusak lempeng pertumbuhan, akhirnya rusak pula pola pertumbuhan anak.


Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.