BLANTERORIONv101

Interaksi antara Agen PPI dengan Agen Antiplatelet

25 Juli 2018
Salah satu penyakit kardiovaskular yang sering menyebabkan kematian adalah Myocardium Infarct (MI). Pasien dengan MI dianjurkan menggunakan kombinasi agen antiplatelet untuk mencegah kekambuhan.
Menurut konsensus European Society of Cardiology dan American Heart Association, pasien yang mengonsumsi kombinasi obat antiplatelet dianjurkan untuk mengonsumsi obat golongan Proton Pump Inhibitors (PPI), terutama pada pasien yang memiliki riwayat pendarahan saluran cerna atau ulkus peptikum.

Agen Antiplatelet 
Agen antiplatelet (aspirin, Clopidogrel) digunakan untuk mencegah terbentuknya thrombus pada penyakit MI dengan cara menghambat terjadinya agregasi trombosit. Penggunaan kombinasi obat antiplatelet dianjurkan pada keadaan akut dan dapat mencegah kekambuhan MI. Golongan obat ini memiliki efek samping berupa pendarahan saluran cerna sehingga dianjurkan untuk diberikan obat PPI.



Agen Proton Pump Inhibitors (PPI)
Kemampuan agen obat ini adalah menurunkan asam lambung dan memperbaiki mukosa lambung. Seluruh agen PPI dimetabolisme di dalam hati oleh isoenzim CYP2C19 dan CYP3A4 untuk menjadi zat metabolit yang aktif di dalam tubuh. Golongan obat ini bekerja pada pompa H+/K+ sepanjang membran basolateral di sel parietal yang terletak di lambung, PPI berikatan dengan adenosine trifosfat dari pompa H+/K+ sehingga menghambat produksi asam lambung.



Interaksi antara Agen PPI dengan Agen Antiplatelet
Isoenzim CYP2C19 merupakan isoenzim utama yang diperlukan clopidogrel dan agen PPI untuk menjadi zat metabolit yang aktif dalam tubuh. Karena adanya kesamaan dalam penggunaan isoenzim tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan efektivitas clopidogrel sebagai antiplatelet untuk mencegah kekambuhan pada MI. Agen PPI memiliki potensi yang berbeda-beda dalam menghambat isoenzim CYP2C19 pada clopidogrel. Keadaan ini bergantung pada seberapa besar pengaruh isoenzim CYP2C19 untuk me-metabolisme agen PPI menjadi zat yang aktif di dalam tubuh.
Omeprazol dan lansoprazole merupakan PPI yang paling poten dalam menghambat isoenzim CYP2C19, dan yang paling kurang poten, yaitu pantoprazole. Agen antiplatelet lain, seperti prasugrel dan ticagrelor, tidak memiliki interaksi terhadap agen PPI, karena tidak dimetabolisme oleh isoenzim CYP2C19. Namun , kedua obat ini memiliki efek samping perdarahan saluran cerna yang lebih tinggi dibandingkan dengan clopidogrel.

Kesimpulan
Interaksi obat yang terjadi antara clopidogrel dan omeprazole dapat menyebabkan penurunan efektivitas agen antiplatelet. Penggunaan agen antiplatelet jenis lain atau penggunaan PPI jenis lain, seperti pantoprazole, dapat disarankan karena memiliki potensi rendah terhadap interaksi dengan isoenzim CYP2C19.